Menanggapi berita yang dimuat di https://wolipop.detik.com/entertainment-news/d-6057724/ekspresi-wajah-amber-heard-di-persidangan-banjir-hujatan-disebut-psikopat
Saya jadi tertarik untuk membicarakan tentang Psikopat dan Ekspresinya.
Istilah “psikopat” ini seringkali digunakan untuk menggambarkan orang yang tidak berperasaan, tidak emosional, dan rusak secara moral. Meskipun ini bukanlah diagnosis kesehatan mental secara resmi.
Istilah “psikopat” juga seringkali dikaitkan dengan kepribadian “anti sosial”. Padahal, pada beberapa Psikopat yang tertangkap, kepribadian “anti sosial” tidak ada pada mereka. Justru, mereka ini pintar membaur dengan masyarakat sehingga ketika tertangkap dengan tuduhan tersebut, awalnya justru Polisi yang dituduh salah tangkap.
Kita sesungguhnya harus membedakan antara Psikopat sebenarnya dengan orang-orang yang “keliatannya” memiliki sifat atau perilaku “psikopatis”. Karena orang-orang yang dimaksudkan kedua tersebut, belum tentu Psikopat.
Secara umum, sifat atau perilaku yang sering sekali di-asosiasikan dengan “psikopatis” antara lain :
- ASPD (Anti Social Personality Disorder)
- Narsis atau perilaku over-proud/ego sentris terhadap persona diri
- Kurangnya / Tidak nampaknya rasa bersalah
- Kurangnya / Tidak nampaknya empati
- Impulsif meletup-letup
- “drama queen” atau perilaku manipulatif
- sering berbohong / membual
Secara definisi, ASPD tidaklah sama dengan Anti Sosial yang sering diartikan seseorang yang menyendiri. Yang dimaksudkan ASPD, menurut Dr.Prakash Masand, founder dari Centers of Psychiatric Excellence, adalah Seseorang yang melawan ( anti ) terhadap masyarakat, norma, aturan, adat istiadat yang telah terbentuk di dunia tempatnya berada.
Ada 2 hal yang ingin saya gunakan untuk membedakan ASPD dengan orang-orang yang sekedar memilih hidup menyendiri saja, antara lain : ketidakmampuan membedakan antara yang benar dan salah dan kesulitan untuk menunjukkan penyesalan atau empati ( ASPD bingung / tidak tahu mengapa dan bagaimana caranya ). ( Source : Healthline.com )
Nah, kembali ke kasus, ketika kita melabel Amber Heard sebagai Psikopat, apakah ciri-ciri yang kita lihat ?
- Ekspresi datar ? Masa sih ? Anda hanya menemukan ekspresi datar ? Kurang banyak nonton siarannya. Kekeke….
- Ketidakmampuan membedakan antara yang benar dan salah ?
- Kesulitan menunjukkan penyesalan atau empati ?
- Kecenderungan untuk berbohong ?
- Kecenderungan untuk memanipulasi situasi kondisi dan orang lain ?
- Masalah berulang dengan hukum ?
Dari sekian banyak Saksi yang dihadirkan oleh Depp dan Pengacaranya, seorang Psikolog Forensic, Dr. Shannon Curry menyampaikan penilaiannya tentang Amber Heard yang sudah pernah “diperiksa”nya ( Source : https://www.youtube.com/watch?v=YNpEeIus_tY dan https://www.youtube.com/watch?v=Z42OrcLD8oQ ) yaitu bahwa Amber Heard mengalami gangguan kepribadian ambang dan gangguan kepribadian histrionik ( Borderline & Histrionic Personality Disorder ).
Terkait dengan penderita Borderline Personality Disorder (selanjutnya disebut BPD), berdasarkan riset “Recognition of facial affect in Borderline Personality Disorder” Gregor Domes 1, Daniela Czieschnek, Franziska Weidler, Christoph Berger, Kristina Fast, Sabine C Herpertz , memang penderita “BPD” seringkali digambarkan sebagai seseorang yang hiper-responsif secara emosional, terutama terhadap kemarahan dan ketakutan. Dan memang ada dugaan bahwa penderita BPD ini bisa mengalami gangguan pemahaman ekspresi wajah manusia ( ekspresi emosi lewat wajah ) sehingga mengakibatkan adanya gangguan disfungsi interpersonal dalam kehidupan bersosial di tengah-tengah masyarakat. Yang sangat menarik memang adalah bahwa gangguan ini bisa menimbulkan penderita BPD mengartikan ekspresi wajah atau ekspresi emosi seseorang yang dianggap “musuhnya” sebagai penyerangan terhadap dirinya. Padahal, orang tersebut tidak melakukannya. Namun, penderita BPD ini kemudian hidup dalam ketakutan akan kecurigaan/persepsi akan tindakan “musuhnya” tersebut untuk menyerangnya.
( Source : Emotion recognition in borderline personality disorder-a review of the literature by Gregor Domes 1, Lars Schulze, Sabine C Herpertz ; Negative bias in fast emotion discrimination in borderline personality disorder by M Dyck 1, U Habel, J Slodczyk, J Schlummer, V Backes, F Schneider, M Reske ; dan Social-emotion recognition in borderline personality disorder by Michael J Minzenberg 1, John H Poole, Sophia Vinogradov )
Nah, dalam bahasa membuminya, terlepas dari kebenarannya yang saya usulkan memang wajib dilakukan pemeriksaan netral, Amber Heard yang diduga BPD ini bisa jadi salah mengartikan ekspresi wajah lawan bicaranya dalam hal ini, Johnny Depp, dan mencurigainya atau bahkan mengartikannya sebagai Penyerangan.
Nah, saya tertarik menulis ini karena sebagai Pakar Ekspresi Wajah, penderita BPD ini tidak boleh disamakan dengan Psikopat yang dimaksudkan banyak Pemantau Sidang Perceraian Depp dan Heard tersebut. Mungkin Psikopat yang mereka maksudkan adalah seseorang yang dengan kejinya berbohong, memanipulasi orang lain dan situasi, untuk kemudian melukai Depp dengan tuduhan penyerangan.
Satu hal lagi yang perlu dipahami adalah terkait dengan Ekspresi Psikopat (?).
Ekspresi Psikopat itu apakah yang dimaksud ? Wajah Amber seperti Wajah Psikopat ? Kata-katanya ? Nonverbal nya ? Perilakunya yang disampaikan Depp dan para saksinya ?
Kita tidak boleh terhanyut dengan film-film psikopat seperti “Flower of Evil” yang memperlihatkan betapa berbedanya sang Tokoh Serial Killer yang sehari-harinya adalah Suami yang sangat mencintai istrinya yang justru adalah seorang Detektif Pembunuhan yang menyelidiki kasus-kasusnya. Atau segala karakter Psikopat yang kita tonton di banyak film kriminal serial killer dan sejenisnya.
Tidak ada 1 ekspresi universal pada wajah manusia yang bisa digunakan untuk memastikan Manusia tersebut adalah Psikopat dengan tingkat akurasi 100%. Bila benar Amber Heard adalah penderita BPD, 1 hal yang perlu kita ketahui dari Amber Heard adalah Ekspresi Emosi yang ditunjukkannya benar masih merupakan ekspresi emosi marah dan takut, akan tetapi Penyebabnya mungkin adalah justru keliru sebagai hasil dari disfungsi pemahaman ekspresi wajah.
Dan tentunya yang tidak kalah menarik adalah gangguan kepribadian histrionik. Anda juga perlu tahu btw bahwa yang namanya gangguan kepribadian histrionic ini juga termasuk dalam kategori dramatic personality disorder yaitu orang-orang yang bisa memiliki emosi yang tidak stabil dan citra diri yang terdistorsi. Orang ini sering mencari perhatian orang lain karena memang gambar dirinya ditentukan oleh penilaian orang lain tersebut. ( Source : https://my.clevelandclinic.org/health/diseases/9743-histrionic-personality-disorder).
Regardless kebenarannya pada Amber Heard, yang saya sangat sarankan untuk pemeriksaan oleh Pihak yang Netral, sekali lagi, kita tidak boleh semudah itu mengatakan seseorang adalah Psikopat berdasarkan sebuah perilaku tertentu yang sebetulnya baru sesekali ditunjukkan atau yang kita dengar dari orang lain, tanpa adanya pemeriksaan kejiwaan yang benar oleh Psikiater / Psikolog Klinis. Bahkan, Pemeriksanya pun harus betul-betul netral dan ditunjuk oleh Pengadilan langsung, seharusnya. Bukan oleh salah satu pihak ( Penggugat dalam hal ini , Depp dan Pengacaranya ).
Dan last disclaimer adalah bahwa saya bukan seorang Psikolog apalagi Psikolog Klinis dan Psikiater. Saya membaca literatur terkait BPD adalah dalam keterbatasan kapasitas saya sebagai Ahli Facial Expression. Mohon maaf seadainya ada hal-hal yang kurang digambarkan lebih teknikal.
Demikian saya sampaikan.
Salam hangat,
Handoko Gani
Source of Feature Image : USA Today
Tinggalkan Balasan