Madura adalah salah satu etnis di Jawa yang masih sangat kental unsur sosial budaya nya.
Selama ini, Madura dirasa “terpisah” ( ter”isolasi” ) dan hal ini juga ditekankan Jokowi dalam pidatonya di : https://news.detik.com/berita/d-6041584/kala-jokowi-dan-prabowo-kompak-pakai-blangkon-di-peresmian-bandara-trunojoyo
Upaya menghubungkan Madura dan Pulau Sekitarnya dengan Jawa / Surabaya sudah dimulai sejak lama. Presiden yang pertama kali menggagas “menghubungkan” Madura dengan Surabaya adalah Presiden Soekarno pada thn 1960, dikonsepkan Presiden Soeharto, mulai dibangun Presiden Megawati pada thn 2003, dan setelah 12 thn baru selesai dan diresmikan SBY pada thn 2009.
Penampilan dan gerak gerik yang ingin saya bahas adalah :
1) Pak Jokowi dan Pak Prabowo berada di baris terdepan, kemudian menyusul Pak Erick Thohir , sedangkan Gubernur Khofifah ( benar ya ? ) ada di sisi sebaliknya dan pada barisan lebih ke belakang.
2) Pak Jokowi menggunakan kemeja putih, celana hitam/biru, dan sepatu sneaker hitam nya. Pak Prabowo menggunakan sepatu olahraga dan pakaian safari coklat muda beliau. Keduanya menggunakan blangkon udeng Madura. Namun, berbeda antara lain lipatan udeng mereka.

Menggunakan atribut khas daerah yang menunjukkan jati diri yang sangat kental tadi pastinya ingin menunjukkan betapa Pemerintah dalam hal ini Presiden memperhatikan Madura dan pulau-pulau sekitarnya yang selama ini mungkin dianggap “terpencil” / “terisolasi”.
Bagi Presiden Jokowi sendiri, upaya menghubungkan Madura ini adalah seperti meneruskan amanah dari Presiden Soekarno dan anaknya yaitu Presiden Megawati. Jadi, ideologis ini juga menjiwai penggunaan Udeng Madura ini. Menunjukkan bahwa trah Soekarno mewujudkan janji cintanya pada Madura melalui Jokowi.
Saya melihat hal menarik adalah dengan Pak Prabowo yang juga menggunakan Blangkon ini tapi berbeda tipe/cara pakai, serta cara berjalan beliau yang berada di barisan depan sejajar Jokowi.
Selain alasan kecintaan pada Madura tadi di atas,
saya menduga pembangunan bandara ini adalah juga terkait dengan strategi pertahanan keamanan Indonesia di pulau-pulau yang selama ini dianggap “terasing”. Apalagi, Madura ini sebetulnya berperan penting sekali dalam 70% pengadaan minyak dan gas di Jawa Timur. Dan ada banyak operator minyak dan gas di sepanjang pesisir Madura mulai dari Bangkalan, Sampang, Pamekasan hingga Sumenep. Ini area vital negara kita.
Itu sebabnya, Pak Prabowo memandang perlunya memahami dan melebur di Madura ini.
Dan sebagai salah seorang mentri yang akan maju nanti, “peleburan” ini penting sekali karena Madura juga merupakan basis para Ulama karismatik. Presiden Jokowi sendiripun tidak bisa memungkiri dukungan Ulama Madura pada 2x pemilihannya. Dan sebagai pihak yang pernah kalah tentunya Pak Prabowo merasa perlu memperbaiki strateginya di Madura ini. Itulah sebabnya, momen peresmian Madura ini dan acara-acara sesudahnya merupakan acara penting bagi Beliau.
Demikian analisis saya.
Handoko Gani
Tinggalkan Balasan