BIRU dan MERAH pada pesawat kepresidenan.
Benarkah ini masalah dana ?
Satu hal yang perlu dipahami lebih dalam adalah apakah BIRU dan MERAH ini melukiskan warna partai ? Apakah BIRU artinya partai Demokrat dan MERAH artinya PDIP ?
Semakin kekeh meributkan warna, saya kuatir publik akan justru berbalik mencibir partai Demokrat. Karena bila dasar protesnya adalah warna, artinya justru diakui pesawat kepresidenan dulu dicat BIRU untuk melukiskan partai presiden. Ini jelas hal yang bisa diprotes masyarakat bila benar demikian. Moso warna pesawat presiden digonta ganti karena presiden terpilih beda partai ?
Ada baiknya PDIP juga tidak melibatkan pesawat presiden Soeharto yang berwarna kuning, karena ini malah semakin mempertegas makna warna MERAH. Dan cibiran pun juga bisa berbalik ke PDIP. Wong…sama alasannya.
Sebagai Pengamat Perilaku Komunikasi dan rakyat yang terdampak pandemi Korona, saya menyarankan agar perdebatan ini sebaiknya dihentikan apabila ini memang urusan warna partai. Alangkah baiknya, bila diterbitkan aturan yang mengikat warna pesawat presiden ini selalu sesuai BENDERA NKRI kita. Dan masyarakat serta dunia di-edukasi betul-betul bahwa warna pesawat tsb adalah warna bendera NKRI kita, bangsa Indonesia. Tentunya itu berarti semua warna dihapus kecuali MERAH dan PUTIH. Kalau masih gak puas juga, saya mengusulkan pilih saja warna netral seperti PUTIH. Beres !
Lain ceritanya kalo perdebatan ini soal kebijaksanaan dalam menggunakan dana di saat pandemi belum berakhir dan entah berapa lagi yang harus dikucurkan pemerintah dalam tahun-tahun ke depan.
Perdebatan ini jauh lebih perlu dilakukan karena memang pemerintah perlu belanja dengan lebih bijak. Betul, belanja pemerintah bisa menggerakkan ekonomi. Akan tetapi, kita tahu bersama, bahwa masih banyak 1001 hal di dalam daftar belanja pemerintah yang bisa lebih BERMANFAAT langsung terhadap recovery masyarakat saat pandemi begini. Pengecatan body pesawat jelas TIDAK bermanfaat langsung, bukan ?
Demikian buah pandang saya,
saya berharap tulisan ini bisa bermanfaat.
Handoko Gani
Tinggalkan Balasan