Saya tertarik membahas tentang kasus ini karena saya juga memiliki latar belakang BRANDING dan tentunya ANALIS PERILAKU KOMUNIKASI.
Sumber : Petisi Blacklist Ayu Ting Ting Hampir Capai Target, Tembus 34 Ribu (msn.com) –> https://www.msn.com/id-id/berita/other/petisi-blacklist-ayu-ting-ting-dari-tv-kini-mencapai-60-ribu-dukungan
Seorang wanita yang bekerja sebagai TKI di Singapura bersiteru dengan Ayu Ting Ting dan orang tuanya yaitu Ibu Umi Kalsum dan juga Ayah Rozak. Dikutip dari sumber di atas, “Keduanya bahkan ingin memenjarakan orang tua Kartika agar menjadi jaminan anaknya akan kembali ke Jakarta“.
Di sisi lain, seorang bernama Putri Maharani menginisiasi petisi terhadap Ayu Ting Ting agar di-blacklist dari dunia pertelevisian, karena “mengaku melihat Ayu Ting Ting menendang salah satu kru ketika sebuah acara siaran langsung di Trans7” (Sumber yang sama di atas).
Dan penggemar membuat petisi tandingan : (sumber : Tak Terima Ayu Ting Ting Dipaksa Mundur, Penggemar Buat Petisi Tandingan: Save Ayu Ting Ting – Tribunnews.com)
Kedua kasus ini turut diperhatikan oleh banyak tokoh di tanah air.
Bahkan, Bang Hotman Paris ikut memberikan pandangan nya
Hotman Paris Tanggapi Tindakan Orang Tua Ayu Ting Ting Datangi Rumah Haters saat PPKM – Halaman 2 – Tribunnews.com
“Kalau dateng cuma sekedar ‘kamu jangan gitu ya’ ‘minta maaf ya’ udah oke, tapi kalau kata-katanya ya diluar itu bisa jadi masalah baru” jelas Hotman (dikutip dari sumber di atas)
“
“Saya bilang kalau pencemaran nama baik, kalau itu masih batas normal, lupakan,” kata Hotman Paris, dikutip Tribunnews dari YouTuber KH Infotainment https://youtu.be/cPasHG_EuV4 pada Rabu (4/8/2021) : (Sumber https://www.tribunnews.com/seleb/2021/08/04/hotman-paris-ungkap-dampak-jika-ayu-ting-ting-tetap-lanjutkan-proses-hukum-pada-penghinanya )
Saya ingin menyoroti sebuah kata yaitu SAKIT HATI dan HATE (BENCI)
Di dalam dunia analisis perilaku, SAKIT HATI dan HATE (KETIDAKSUKAAN) ini adalah dua perasaan yang bisa memicu munculnya emosi marah, sedih, jijik, dan nyinyir.
SAKIT HATI terpicu oleh komunikasi ataupun perilaku dari Seseorang yang memang dialamatkan kepada Kita.
Namun, HATE (KETIDAKSUKAAN) seseorang atas sebuah publik figure BELUM TENTU disebabkan oleh dampak sebuah komunikasi / perilaku Sang Tokoh terhadap diri kita. Sementara sisi sebaliknya, FANATISME bisa disebabkan oleh dampak komunikasi / perilaku Sang Tokoh dalam kehidupan kita. Dan HATE pada “lawan / saingan” Sang Tokoh bisa tercipta karena FANATISME ini, karena merasa Sang Tokoh sedemikian berjasa / bermanfaatnya bagi diri mereka.
Sangat sulit bagi seorang Fans / Hater untuk memisahkan profesionalisme dengan kehidupan pribadi. Ketika seseorang menjadi Fans, ia akan menyukai hasil kerja Sang Tokoh sekaligus juga kehidupan pribadinya, dalam kebanyakan cerita fanatisme. Begitu juga sebaliknya. Ketika seseorang menjadi Hater, ia akan tidak menyukai seluruh kehidupan pribadi dan hasil kerja dari Sang Tokoh. Tidak bisa lagi dipisah-pisahkan !
Menjadi seorang Public Figure di era sekarang yang serba terbuka, kehidupan kerja profesional kita disorot, dan celakanya …. para Personal Brand Consultant / Management Team juga mengikutsertakan kehidupan pribadi sang Tokoh. Jadi, sang Public Figure dan Personal Brand Consultant / Management Team yang melakukan ini juga memiliki andil dalam pembentukan HATE dan FANATISME tersebut. Ada yang sedikit, ada juga yang porsi andil-nya banyak.
Buktinya apa ? Ada kok Public Figure dunia yang betul-betul memfokuskan upaya branding-nya pada kerja profesional nya. Banyak ! Kita sering menyebutnya sebagai “sepi gosip”. Padahal, ini juga salah satu upaya no-branding pada kehidupan personal.
Terkait dengan tuntutan hukum terhadap Kartika Damayanti,
Saya setuju dengan pernyataan Bang Hotman yang berikut ini :
“Semakin kamu laporkan, semakin kau ambil tindakan hukum bisa-bisa nama kita itu jadi makin tercemar, sementara kalau kita diamkan hilang begitu saja dengan sendirinya,” tandas Hotman Paris (Sumber : https://www.tribunnews.com/seleb/2021/08/04/hotman-paris-ungkap-dampak-jika-ayu-ting-ting-tetap-lanjutkan-proses-hukum-pada-penghinanya?page=2 )
Terkait pencegahan kasus serupa di masa depan,
Saya menyarankan agar kehidupan pribadi Ayu Ting Ting betul-betul “hilang” dalam sorotan kamera. Akun sosmed profesional perlu dibedakan dengan Akun pribadi. Menjadi Public Figure bisa kok menyembunyikan kehidupan pribadi. Bukankah di sosmed bisa membatasi bahkan mengunci akun ?
Terkait kasus Petisi,
Saya menyarankan klarifikasi kepada publik tentang apa yang menjadi alasan petisi tersebut. Tanpa adanya klarifikasi, imej akan terbentuk. Bila imej telah terbentuk, sehebat apapun telinga kita menutupnya, mulut Hater akan tetap menyuarakannya. Bahkan, masyarakat “pengamat” yang netral bisa turut memiliki persepsi tersebut.
Akhir kata, perilaku komunikasi kita di sosmed juga penting untuk dikelola dengan baik. Siapapun harus menjaga jempolnya agar tidak menyebabkan sakit hati seseorang karena kehidupan pribadinya diusik. Kehidupan pribadi ini bisa jadi adalah kehidupan yang sangat dihargai Sang Tokoh yang dihina. Perlawanan Sang Tokoh bisa menyebabkan dampak yang tidak sepele dalam kehidupan pribadi penghina nya.
Salam hangat,
Handoko Gani
Tinggalkan Balasan