ANGGITA SARI diajak bobo
Di dalam teknik SCAN yang pernah saya perkenalkan dalam artikel sebelumnya: http://regional.kompas.com/read/2016/05/04/10595571/Belajar.dari.Kasus.Pembunuhan.Feby.Teknik.Analisa.SMS.Palsu
ada 1 kriteria yang menyebutkan bahwa ketika dalam sebuah percakapan (tulisan tangan, rekaman lisan, ataupun ucapan tatap muka), ada “missing information”, maka percakapan tersebut perlu diklarifikasi. Mungkin ada sesuatu yang “ditutupi”, sehingga menimbulkan pertanyaan mengapa ditutupi.
Perhatikan gambar kutipan percakapan WA antara Anggita Sari dan @danielwenas. Saya akan mengupas-nya satu per satu.
Sekarang, lihatlah No.1 yang saya buat di gambar yang sama
Izinkan saya ber-asumsi bahwa memang hanya itulah percakapan WA antara Anggita dan @danielwenas. Bukan karena wartawan hanya men-copas seperlunya saja.
Bila memang hanya itu percakapan antar keduanya … berikut analisis saya…
Bila memperhatikan percakapan di No.1 dengan seksama, saya merasa adanya missing information yang tidak disampaikan kepada saya. Missing Information itu adalah kemungkinan adanya janji tertentu atau janji pertemuan bila kita masukkan dalam konteks percakapan ini, dimana @danielwenas meminta agar Anggita (mungkin) menepati janjinya (“Kabarin. Jgn php ah.”). Perhatikan juga balasan Anggita. Kata “Iya” yang diucapkan dengan huruf lebih (“Iyaa”) atau bahkan lebih “Iyaaaa” biasanya dipergunakan menyakinkan lawan bicara bahwa kita pasti ingat janji kita dan akan menepatinya (“Ngabarin” dan “tidak php”).
Mari perhatikan No.2 di gambar yang sama.
Saya merasa ada percakapan yang terpotong atau tidak ditunjukkan kepada saya dan Anda. Entah percakapan di hari yang sama atau percakapan di hari sebelumnya yang belum dijawab @danielwenas. Tidak mungkin, tanpa tedeng aling-aling, @danielwenas memulai percakapan dengan kata,”Masihh. Dihotel ini”. Hipotesa saya adalah ada WA berisi pertanyaan dari Anggita tentang keberadaan @danielwenas saat itu. Pola yang sama juga saya lihat di No.3 dimana Anggita yang memulai percakapan dengan bertanya “km dmn?”.
Sekarang, saya ingin Anda memperhatikan keseluruhan kutipan WA ini. Dugaan saya adalah bahwa percakapan ini punya 1 tema yaitu mewujudkan janji bertemu yang terpotong pada No.1 tadi, yang diwakili oleh sejumlah kata “dimana” yang seringkali muncul dari inisiatif Anggita, bukan @danielwenas, baik berupa pertanyaan “kamu dmn” (Hipotesa ada di No.2 dan No. 3), “dmn coba” (No.4) dan “nginep dmn” (No.5).
Inisiatif pertanyaan “dmn” dari Anggita ini cukup kontras dengan status-nya yang di likes 213 orang
“Liat ni kelakuan lo yg maaf banget gw tolak mentah mulu, gw PHP in mulu, ngerasa ganteng”.
Saya bukan pakar percintaan dan tidak bisa menjawab apakah inisiatif Anggita yang memulai percakapan terlebih dahulu dengan bertanya “dmn” = PHP dari Anggita, atau memang Anggita juga memiliki level ketertarikan tertentu pada @danielwenas.
Jadi, saya juga masih menerka-nerka apakah perkataan “Gw tolak” ini merujuk pada ajakan @danielwenas dalam percakapan tersebut: “sini aja. Ke kmr aku” (No. 4A) dan “nginep dong” (No. 4B), atau kah sekaligus menyangkal adanya ketertarikan pada level tertentu dengan @danielwenas. Padahal, Anggita ber-inisiatif memulai percakapan beberapa kali dan bisa jadi sudah menyakinkan @danielwenas untuk ngabarin sesuatu yang mungkin adalah kepastian pertemuan).
Akhir kata, kembali ke teknik SCAN.
Adanya “missing information” di kutipan percakapan di atas, khususnya No. 1, memang malah membuat saya jadi ingin tahu terlebih dahulu gaya berpacaran dari Anggita dan gaya berpacaran dari @danielwenas, serta apa yang sesungguhnya sebelumnya dan sedang terjadi antara Anggita dan @danielwenas (percakapan No.1).
Saya tidak bisa dan tidak boleh menyimpulkan apa-apa bila hanya menilai dari satu kutipan percakapan tersebut di atas. Hanya berhipotesa saja.
Semoga kesalahpahaman bisa diluruskan. Semoga hubungan baik bisa terjalin kembali. Semoga damai beserta kita.
Selamat berlibur panjang.
Tinggalkan Balasan