Bila kita menerapkan analisa dengan Facial Action Coding System (FACS),
sebetulnya, dari jarak jauh sekalipun, bahkan masih ratusan meter,
seseorang dengan ekspresi seperti Alm. Afif ini sudah harus segera dilumpuhkan.
Sang Pencipta masih baik pada Indonesia, dimana Afif justru meninggal karena bom-nya meledak sendiri.
Tanpa mengurangi rasa kemanusiaan saya kepada Afif, saya permisi mengatakan bahwa: ekspresi wajah seperti Beliau ini telah memenuhi syarat “potential offensive” atau “destructive”, di tengah-tengah kerumunan yang justru sedang panic (takut), baik terlihat secara gesture tubuh (yang menjauh kerumunan) ataupun wajah yang ketakutan.
Saya akan perbesar wajah beliau sejelas mungkin
.
Di perbesaran ekspresi ini, kita menemukan adanya gerak mata yang ke kiri, disertai gerakan bibir bawah yang membuat bibir menjadi lebih rapat + bentuk bibir atas yang condong ke depan. Kemungkinan alis mata juga turun + mata sedikit mendelik.
Ini ekspresi destruktif menyimpan kemarahan.
Di tengah2 kerumunan orang yang takut, tentu patut dicurigai.
Tidak selaras.
Sayang sekali, beliau sempat menembak Alm. Rais, warga sipil yang tidak bersalah. Wish bisa terdeteksi sejak awal. Mungkin saatnya mengoptimalkan keahlian membaca wajah seseorang, baik dengan Micro Expression atau langsung dengan Facial Action Coding System. Hm…mungkin saatnya lebih siap siaga.
Salam hangat,
Handoko Gani, SE, MBA, BAII
Lie Detector Indonesia
@LieDetectorID
Tinggalkan Balasan