Tadi pagi di @LieDetectorINDO
Saya membahas video rekaman door step Ridwan Kamil setelah diinterview oleh kejaksaan tinggi Jawa Barat –> http://t.co/KhQL4fJvdU
Di video ini: http://t.co/KhQL4fJvdU,
ketika mengatakan “Adaaa yang melaporkan” Terlihat adanya gerakan kepala bergerak dari atas ke bawah + perubahan ritme + pelambatan suara + volume naik + pitch berubah (saat mengucapkan “Adaaa yang melaporkan”). Saat itu, kita juga melihat: posisi kepala di bawah, pelupuk mata membuka, sedikit tajam, gerakan kepala mundur ke belakang dan gerakan kecil bibir kiri yg perlu klarifikasi lebih detail apakah senyum/duping delight/contempt/emang bentuk wajah (00:00:32/F808)
(00:00:35)
“apa” –> terdapat jedah dan gerakan kepala ke belakang…
“yang dikerjakan” –> terdapat 2x kedipan mata dan 1x gerakan kepala ke belakang.
“di 2012 kemarin” –> posisi kepala ke belakang berbicara dengan wartawan di belakang.
“ini saya ada visual ya”,
“iniiii” –> perubahan postur tubuh/body movement + jedah kata sebelum berbicara kata selanjutnya.
Saat mengucapkan kami organisasi orang “baik-baik” (start 00:00:44/F-1121), terlihat adanya gerakan kepala dari atas ke bawah + perubahan ritme + pelambatan suara + volume naik + pitch berubah.
Saya memandu Anda utk berpikir membandingkan ekspresi “apa yang terjadi di 2012” versus cara Ridwan Kamil menggunakan contoh visual, menyebutkan kalimat “sudah diaudit BPK”, dan menggunakan kata “orang baik2”
Gerakan “apa di 2012” menunjukkan ini suatu kejadian yang sudah lama (3 tahun lalu), mungkin sudah ada yg gak diingat lagi, dsbnya.
Sementara: visual laporan + “orang baik2” + “sudah diperiksa BPK” adalah kalimat “pembuktian” atau “pembelaan diri” untuk menjelaskan kepada Masyarakat (bukan Polisi) tentang kegiatan di tahun 2012 tsb.
Adakah sesuatu/kejadian/hal berbeda antara “Apaa yang terjadi tahun 2012″(yang mungkin sudah dilupakan) dengan laporan visual tertulis yg sudah diaudit BPK tsb ?
Apakah yang dilaporkan adalah “Apaa yang terjadi tahun 2012” bukan yang di laporan visual yg sudah diaudit BPK? Masa sih begitu?
Bikin penasaran kan?
Saya juga penasaran. Saya cuma bisa sebatas analisa ini. Tidak bisa menyatakan jujur atau bohong-nya Ridwan Kamil. Tanpa alat bukti dan tanpa interview investigasi/interograsi.
——————
Analisa ekspresi gesture + suara + verbal (linguistic) hanyalah hipotesa-hipotesa saja.Agar bisa menyimpulkan Ridwan Kamil bohong atau jujur, hipotesa2 tadi harus ditindaklanjuti dengan Investigative Interview yang sayang sekali tidak bisa saya lakukan karena saya bukan Polisi. Saya bisa teknik investigative interview-nya tapi tidak punya wewenang melakukannya.
—-
Akhir kata,
Apakah Ridwan Kamil korupsi? Belum tahu.
tapi semoga beliau tidak korupsi.
Ridwan Kamil adalah seorang pejabat Negara (walikota) yang luar biasa.
Banyak karya beliau yang membuat saya selalu tertarik ke Bandung.
Saya ingin beliau tetap berkarya. Bahkan bila memang jalanNya, saya juga welcome beliau di DKI1.
Ada yg menduga kasus ini hanyalah alat untuk menaikkan pamor Ridwan Kamil di tingkat nasional atau DKI khususnya. Dugaan yang tanpa bukti orang pertama. Bahaya!
Apapun itu,
Saya berharap agar kasus ini bisa segera selesai dan membuktikan isu penyelewangan itu benar/tidak bena
Terimakasi telah membacanya.
Handoko
@LieDetectorINDO
IG/FB: Handoko Gani
#FBI2015
#FestivalBOHONGIndonesia
Tinggalkan Balasan