Untuk bisa menganalisa dengan tingkat akurasi yang tinggi,
Saya perlu menganalisa ke 5 channels seseorang, yaitu:
– Wajah nya dengan analisa Face atau Micro Expression
– Gestur nya dengan analisa Body Language
– Analisa Voice
– Analisa Verbal Style
– Analisa Verbal Content
Ketika,
hanya tersedia Verbal Content dan Verbal Style seperti text SMS atau email atau status di media digital,
atau
hanya tersedia Voice (suara), entah suara di telpon, suara tanpa “wujud” yang disorot, dsbnya
Analisa sy menjadi kehilangan sekian persen akurasi-nya.
Mari kembali ke topik tentang video: http://t.co/PF0zUr3iR7 dan siapa yang mengatakan “Anjing” atau selanjutnya saya perhalus “Anj**”.
Soal teriakan memaki “anjing”, teriakan tsb muncul antara menit 5:07 – 5:08 dlm video: http://t.co/cXgLK4YYxx. pic.twitter.com/WC1ZAal8r5
dan kamera tidak menyoroti siapa yg mengatakannya.
Hanya terlihat arahnya saja yakni ke arah kiri dari AHOK duduk.
Akurasi dari Analisa Sy menjadi berkurang sekian persen, baik terkait emosi di balik ekspresi seseorang ataupun pemilik ekspresi tsb.
Berangkat dari keterbatasan video yang ada tersebut, saya mencoba melakukan analisa apakah benar Tubagus Arif – lah yang mengatakan “Anj**” selain kata “memalukan”.
Statement dr Pak Tubagus bhwa Wagub Djarot adalah saksi beliau tdk mgatakan hal tsb adalah hal “unik”.
“unik” pertama krna di menit 5:05 saat Tubagus Arif mgucapkan kata “memalukan” tsb ssuai video tsb:buff.ly/1KAJOiD,
ataupun,
saat di menit 5:07, seseorg mgucapkan kata “Anj**” tsb melakukannya stelah kata “memalukan” dr Pak Tubagus.
adalah saat2 dimana Wagub & lainnya masih belum sepenuhnya beranjak dari tempat duduk masing2.
Bahkan, ketika di 5:25 Anda melihat Pak Tubagus berjalan ke tengah sambil mengangkat HP dan mengucapkan kata “memalukan” yang kedua dan di menit 5:28 ketika Beliau mengucapkan kata “memalukan” yang ketiga, Anda bisa mliat posisi duduk bliau & Wagub sangat brjauhan. Pak Tubagus di kiri AHOK dan jajaran pemkot DKI di kanan, dimana Pak Wagub ada di barisan bangku paling depan.
Jadi, BENAR perkataan Pak Tubagus Arif bahwa Wagub dan peserta lainnya bisa jadi saksi -> karna memang di menit2 tsb, Wagub, dirinya dan peserta lainnya masih belum sepenuhnya beranjak dari tempat duduk masing-masing. Dan suara masih cukup kencang kala itu.
Kalau Saya ingin mencoba menganalisa nya sendiri dengan keterbatasan yang ada,
ditambah saya juga tidak memakai software pendeteksi perbedaan suara…
maka Saya membuat hipotesa bahwa ada perbedaan R.S.V.P suara “memalukan” dgn cacian “Anj**”.
Dasarnya adalah
1. dari telinga telanjang saya yang menduga ada perbedaan warna Rythm suara,Speed,Volume,dan Pitch tdk sama.
2. Saya melakukan pemotongan slot “memalukan” ke-1 dan “Anj**”, kmudian melakukan proses slow-motion dengan QuickTime 7 ataupun iMovie.
Dan saya tetap pada dugaan saya bahwa ke2 suara memang berbeda.
Jadi, kesimpulan hipotesa saya adalah:
1. Tubagus tdk #BOHONG.Bukan beliau yg ngomong “Anj***”.
2. Smua peserta tau (Wagub & Lainnya) sbetulnya tau siapa yg ngomong -> Jadi, bila Dewan Kehormatan Dewan ingin mengusut tuntas siapa yang mengatakan hal tsb, banyak sekali saksi-nya.
Demikian hipotesa saya.
Wish ada video dengan angle lain disertai suara dan sorotan kamera yang lebih fokus pada DPRD saat itu. Analisa Ekspresi saya akan lebih akurat.
atau …
Hm, sebetulnya rekaman Pak Tubagus justru bisa jadi salah satu alat bukti bahwa bukan Beliau yang mengatakan “Anj***”.
Mau-kah Pak Tubagus sharing rekaman tsb?
Tinggalkan Balasan